Renungan untuk sahabat da'wah

Renungan untuk sahabat2ku
Share
Today at 3:55am
Renungan


sahabat-sahabat ku dengarlah aku berpesan
untuk diriku khususnya dan teman-teman ku ukumya

Sebagai nasehat untukku dan kalian

Dan sebagai ingatan ku dan kenangan mu

sahabat-sahabatku ku yang tercinta

Jika engkau alim jadilah umur bagi alam semesta

Jika engkau jahil bernaunglah di bawah cahaya

Jika engkau kaya jadilah bank kepada masyarakat

Jika engkau miskin berbanggalah untuk keredoan Tuhan mu

Hindarilah dari meminta-minta sahabatku agar terpelihara keijahan mu

Biarlah kamu miskin dihadapan manusia tetapi kaya di hadapan Allah


sahabat-sahabatk ku jika engkau menjadi seorang saudagar

jauhkan lah riba Dan betulkanlah timbangan

Bertasamuhlah dalam jual – beli

Dan jika kamu perlu mintalah kepada Allah

agar manusia tidak menghina mu



Dan jika engkau menjadi seorang pemimpin

Jadilah payung kepada umat rendahkan lah sayapmu

Dan jika engkau di pimpin serahkanlah kepada kebijaksanaan pemimpin mu



sahabatku ku

Jika engkau menjadi seorang pejuang

Banyakkan lah berzikir kepada Allah

Hadapilah musuh Jangan melampaui batas-batsnya


sahabat-sahabatku ku

Jika engkau menderita berserah dirilah engkau

Itu tanda basyar dari Allah, Allah kasih kepada mu

Kasih Allah lebih kasih dari seorang Ibu kepada anak nya



Itula nasihat untukmu sahabatku ku

Sebagai bekalan hidup di hari depan nanti.

Renungan untuk sahabat da'wah

Renungan untuk sahabat2ku
Share
Today at 3:55am
Renungan


sahabat-sahabat ku dengarlah aku berpesan
untuk diriku khususnya dan teman-teman ku ukumya

Sebagai nasehat untukku dan kalian

Dan sebagai ingatan ku dan kenangan mu

sahabat-sahabatku ku yang tercinta

Jika engkau alim jadilah umur bagi alam semesta

Jika engkau jahil bernaunglah di bawah cahaya

Jika engkau kaya jadilah bank kepada masyarakat

Jika engkau miskin berbanggalah untuk keredoan Tuhan mu

Hindarilah dari meminta-minta sahabatku agar terpelihara keijahan mu

Biarlah kamu miskin dihadapan manusia tetapi kaya di hadapan Allah


sahabat-sahabatk ku jika engkau menjadi seorang saudagar

jauhkan lah riba Dan betulkanlah timbangan

Bertasamuhlah dalam jual – beli

Dan jika kamu perlu mintalah kepada Allah

agar manusia tidsak menghina mu



Dan jika engkau menjadi seorang pemimpin

Jadilah payung kepada umat rendahkan lah sayapmu

Dan jika engkau di pimpin serahkanlah kepada kebijaksanaan pemimpin mu



sahabatku ku

Jika engkau menjadi seorang pejuang

Banyakkan lah berzikir kepada Allah

Hadapilah musuh Jangan melampaui batas-batsnya


sahabat-sahabatku ku

Jika engkau menderita berserah dirilah engkau

Itu tanda basyar dari Allah, Allah kasih kepada mu

Kasih Allah lebih kasih dari seorang Ibu kepada anak nya



Itula nasihat untukmu sahabatku ku

Sebagai bekalan hidup di hari depan nanti.

Al-Balkhi dan Si Burung Pincang

Alkisah, hiduplah pada zaman dahulu seorang yang terkenal dengan kesalehannya, bernama al-Balkhi. Ia mempunyai sahabat karib yang bernama Ibrahim bin Adham yang terkenal sangat zuhud. Orang sering memanggil Ibrahim bin Adham dengan panggilan Abu Ishak.

Pada suatu hari, al-Balkhi berangkat ke negeri orang untuk berdagang. Sebelum berangkat, tidak ketinggalan ia berpamitan kepada sahabatnya itu. Namun belum lama al-Balkhi meninggalkan tempat itu, tiba-tiba ia datang lagi. Sahabatnya menjadi heran, mengapa ia pulang begitu cepat dari yang direncanakannya. Padahal negeri yang ditujunya sangat jauh lokasinya. Ibrahim bin Adham yang saat itu berada di masjid langsung bertanya kepada al-Balkhi, sahabatnya. "Wahai al-Balkhi sahabatku, mengapa engkau pulang begitu cepat?"

"Dalam perjalanan", jawab al-Balkhi, "aku melihat suatu keanehan, sehingga aku memutuskan untuk segera membatalkan perjalanan".

"Keanehan apa yang kamu maksud?" tanya Ibrahim bin Adham penasaran.

"Ketika aku sedang beristirahat di sebuah bangunan yang telah rusak", jawab al-Balkhi menceritakan, "aku memperhatikan seekor burung yang pincang dan buta. Aku pun kemudian bertanya-tanya dalam hati. "Bagaimana burung ini bisa bertahan hidup, padahal ia berada di tempat yang jauh dari teman-temannya, matanya tidak bisa melihat, berjalan pun ia tak bisa".

"Tidak lama kemudian", lanjut al-Balkhi, "ada seekor burung lain yang dengan susah payah menghampirinya sambil membawa makanan untuknya. Seharian penuh aku terus memperhatikan gerak-gerik burung itu. Ternyata ia tak pernah kekurangan makanan, karena ia berulangkali diberi makanan oleh temannya yang sehat".

"Lantas apa hubungannya dengan kepulanganmu?" tanya Ibrahim bin Adham yang belum mengerti maksud kepulangan sahabat karibnya itu dengan segera.

"Maka aku pun berkesimpulan", jawab al-Balkhi seraya bergumam, "bahwa Sang Pemberi Rizki telah memberi rizki yang cukup kepada seekor burung yang pincang lagi buta dan jauh dari teman-temannya. Kalau begitu, Allah Maha Pemberi, tentu akan pula mencukupkan rizkiku sekali pun aku tidak bekerja". Oleh karena itu, aku pun akhirnya memutuskan untuk segera pulang saat itu juga".

Mendengar penuturan sahabatnya itu, Ibrahim bin Adham berkata, "wahai al-Balkhi sahabatku, mengapa engkau memiliki pemikiran serendah itu? Mengapa engkau rela mensejajarkan derajatmu dengan seekor burung pincang lagi buta itu? Mengapa kamu mengikhlaskan dirimu sendiri untuk hidup dari belas kasihan dan bantuan orang lain? Mengapa kamu tidak berpikiran sehat untuk mencoba perilaku burung yang satunya lagi? Ia bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan kebutuhan hidup sahabatnya yang memang tidak mampu bekerja? Apakah kamu tidak tahu, bahwa tangan di atas itu lebih mulia daripada tangan di bawah?"

Al-Balkhi pun langsung menyadari kekhilafannya. Ia baru sadar bahwa dirinya salah dalam mengambil pelajaran dari kedua burung tersebut. Saat itu pulalah ia langsung bangkit dan mohon diri kepada Ibrahim bin Adham seraya berkata, "wahai Abu Ishak, ternyata engkaulah guru kami yang baik". Lalu berangkatlah ia melanjutkan perjalanan dagangnya yang sempat tertunda.

Dari kisah ini, mengingatkan kita semua pada hadits yang diriwayatkan dari Miqdam bin Ma'dikarib radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, yang artinya: "Tidak ada sama sekali cara yang lebih baik bagi seseorang untuk makan selain dari memakan hasil karya tangannya sendiri. Dan sesungguhnya Nabiyullah Daud 'alaihis salam makan dari hasil jerih payahnya sendiri" (HR. Bukhari).

Dakwah Jahiliyah Versus Dakwah Islamiyah

Dakwah, seruan atau panggilan pada suatu ideologi tertentu saat ini berkecamuk menyerang fikiran manusia. Merebut minat dan perhatian, serta menyedot dan menghabiskan potensi mereka.

Ummat Islam merupakan sasaran paling empuk serbuan gelombang pemikiran musuh-musuhnya. Sehingga, di manapun kita berada selalu dihadapkan pada sejumlah gagasan dan fikiran, sejumlah pendapat dan kecenderungan, serta sejumlah contoh dan realitas yang bertentangan dengan Islam. Semuanya dijajakan, ditawarkan, bahkan dipaksakan oleh pendukung-pendukung kebatilan. Seruan-seruan ini berpangkal pada kejahilan dan keraguan terhadap Islam, malahan seringkali bersumber dari kebencian dan permusuhan. Di antaranya ada yang nyata-nyata mengajak pada kekejian dan kemungkaran, menyeru pada kultus individu, kebanggaan golongan, suku atau bangsa. Seluruhnya membawa pada permujaan syahwat dan keruntuhan moral.

Uniknya, pemikiran-pemikiran jahili itu tampil samar-samar, dibungkus dan dikemas indah dalam hiasan seni dan hiburan, atau disajikan dalam program pendidikan sebagai suatu kebenaran. Ia didukung oleh saran-sarana propaganda yang lengkap dan canggih. Tidak hanya pidato, makalah, brosur atau surat menyurat. Tapi juga majalah, surat kabar, buku-buku ilmiah, novel, radio, video dan televisi, film serta alat-alat propaganda lainnya.

Teknologi kornunikasi yang seharusnya menjadi milik ummat Islam sebagai khalifatullah fil ardhi, dipenuhi dengan racun pemikiran yang menyesatkan dan menjauhkan ummat dari Dienullah. Serangan bertubi-tubi dari berbagai arah yang menghantam dan merontokkan akidah, pemikiran, dan moralitas ummat Islam ini, sesungguhnya merupakan realisasi program syaitan yang hendak menghancurkan peradaban manusia. "Hai orang-orang, yang beriman, jangan. lah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar." (QS. 24 : 21)

Kelicikan tipu daya syaitan inilah yang menjadi inti dan jiwa dakwah jahiliyah di sepanjang masa. Sejak dahulu syaitan telah mencanangkan rencananya yang lihai untuk menjebak ummat manusia pada jurang-jurang kesesatan dan kebathilan. Iblis berkata, "Wahai Rabbku, oleh sebab Engkau memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semua."

Untuk melaksanakan programnya, syaitan berserikat dengan hal-hal yang disenangi manusia dan merasuk dalam syahwat hawa nafsunya. Kecenderungan terhadap harta, wanita, dan kemasyhuran merupakan perangkap yang menjerat manusia menjadi budak-budak dan pengikut syaitan.

Inilah dakwah jahiliyyah yang berjalan fi sabilith thagut, didukung oleh iblis dan kawanan Hizbusy-syaiton (kelompok syaitan) tiada henti-hentinya memerangi orang-orang yang beriman dengan berbagai tipu daya dengan target menjauhkan manusia dari jalan Allah. Mereka tidak akan puas sebelum masnusia menjadi kafir dan menyembah hawa nafsu atau memuja selain Allah.

Thagut atau tirani adalah segala sesuati yang disembah selain Allah dan menjadi motor utama kemusyrikan dan kekafiran. Ia ingin menjadi penguasa dengan merampas hak-hak Allah dan memerangi pengikut-pengikut dienullah. "Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thagut, sebab itu perangilah kawaw-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu lemah ". (QS. 4 : 76).

Ketangguhan Dakwah Islamiyah
Tipu daya syaitan teramat lemah karena tidak dapat menyelewengkan orang-orang beriman yang ikhlas berjuang fi sabilillah. Mereka adalah para penyeru ke jalan Allah dengan mengikuti program yang telah ditetapkan-Nya, serta bersabar dalam menempuh perjalanan dakwahnya.

Inti kekuatan dakwah Islamiyah menghadapi dakwah jahiliyah terletak pada keikhlasan, kebersihan motivasi dan ketulusan hati para da'i di jalan Allah. Manakala keikhlasan itu hilang, lenyap pulalah pertolongan Allah pada mereka. Tatkala dakwah itu bukan untuk meninggikan kalimat Allah semata, tetapi untuk kepentingan pribadi, golongan, atau bangsa sendiri, rontoklah seluruh, kekuatannya.

Dakwah islmiyah akan mencapai kejayaan dan kemenangan jika dilandasi sikap furqan, yang menolak segala kebatilan dan penyelewangan betapapun kecilnya, serta menerima totalitas Islam dengan penuh keikhlasan. "Dan diantara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kami kedalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah (program/perencanaan) syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. 2: 207 - 208).

Orang - orang yang ikhlas ini harus bergabung dalam satu barisan dakwah dengan program yang jelas dan organisasi yang rapi. Hizbusy syaitan mesti dilawan oleh Hizbullah yang secara ofensif menyeru ke jalan Allah dan memerangi setiap penghalang dakwah.

Hizbulllah adalah pola para Rasul, utusan Allah, dalam menyeru masnusia pada kebenaran. Siapa pun yang ikhlas memperjuangkan Dienullah dan mengikuti pola mereka serta siap menjadi tentara Allah dapat bergabung dengan Hizbullah. Allah menjanjikan kemenangan pada mereka.

"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (dien) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS. 47: 7)
"Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi Rasul, (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang." (QS. 37: 171 - 173)
"Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya hizbullah (golongan Allah) itulah yang pasti menang." (QS. 5: 56)

Dakwah islmiyah yang digerakkan oleh hizbullah dapat memporak porandakan musuh-musuh Islam, menghancurkan kekuatan mereka, serta melenyapkan kesombongan para tirani dan syaitan. Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.

Barangkali ada orang yang berkata, "Jika hizbullah itu pasti menang, mengapakah pengikut para Rasul itu harus mengalami ujian berupa siksaan dan kesengsaraan yang berat seperti yang dialami oleh Rasulullah dan sahabat-sahabatnya dahulu?".

Penderitaan dan kesengsaraan itu sesungguhnya bukan satu kekalahan. Ia merupakan suatu ujian Allah untuk menempa hamba-hamba-Nya menjadi manusia yang dicintai-Nya dan sanggup memikul risalah-Nya. Menentukan siapakah diantara mereka yang benar-benar berjuang di jalan Allah dan siapakah yang berdusta.

Kemenangan dalam timbangan Hizbullah bukan semata kemenangan duniawi, tetapi yang paling utama adalah kemenangan imani dan ukhrawi. Dakwah Islamiyah tidak berorientasi pada hasil di dunia, tetapi pada mutu kerja yang sesuai dengan program Allah di dunia, dan balasan Allah di Akhirat. Dakwah islamiyah akan senantiasa tangguh menghadapi dakwah jahiliyah jika bertumpu pada Hizbullah dan orientasinya.

Belajar Dari Hasan Al Banna

Belajar dari pengalaman orang lain adalah sesuatu yang diperintahkan Allah swt. Terlebih lagi belajar dari pengalaman berda'wah.

Ada satu ayat dalam surat Al An'am yang berisi perintah agar Rasulullah saw belajar dari pengalaman para nabi sebelumnya. Istilah Al Qur'annya: fabihudahumuqtadih (dengan petunjuk mereka, maka berqudwahlah). (QS Al An'am [6]: 90). Hal ini setelah Allah swt menyebutkan banyak sekali nama-nama para nabi dan rasul (mulai ayat 84, bahkan sebelumnya, saat bercerita tentang nabi Ibrahim as).

Al Qur'an juga menceritakan para da'i lain selain para nabi dan rasul. Ada cerita Luqman Al Hakim, ada cerita raja Dzul Qarnain, dan sebagainya. Bahkan juga ada cerita tentang rojulun (seorang lelaki), siapa namanya? Tidak disebutkan Allah swt, apa posisinya? Juga tidak dijelaskan. Hal ini semakin memperkuat kepada kita urgensi belajar dari pengalaman orang lain dalam berda'wah.

Di awal abad dua puluh yang lalu, di negeri Mesir, muncul seorang da'i yang sangat terkenal sampai sekarang ini, termasuk di Indonesia. Terlebih lagi setelah terbitnya buku Memoar sang da'i ini. Dia bernama Hasan. Marganya bernama AL BANNA, yang berarti sang pembangun. Karenanya dia terkenal dengan panggilan Hasan AL BANNA, sebuah nama yang sangat indah, yang tentunya bukan sebuah kebetulan, karena aqidah Islam melarang kita untuk mempercayai kebetulan.

Kenapa kita layak belajar dari pengalaman Hasan Al Banna? Berikut ini adalah saduran dari kata pengantar Syekh Abul Hasan An-Nadawi rahimahullah terhadap buku Memoar Hasan Al Banna.

1. Hasan Al Banna adalah seorang figur da'i yang mendapatkan taufiq dari Allah swt, dan pemimpin ishlah (reformasi ummat) yang mujahid, genius, cerdas, berbakat, dan murabbi sekaligus. "… keberadaan mereka-mereka yang mushlih (melakukan ishlah), mujahid, 'abqari (jenius), nubugh (cerdas), mauhub (berbakat), muayyad (mendapatkan dukungan dari Allah), dan murabbi (pendidik), serta para pemimpin ishlah yang muncul dan tampil dalam situasi dan kondisi yang tidak mendukung, iklim yang tidak pas, bahkan zaman kegelapan yang sangat pekat, ditengah-tengah lingkungan yang membunuh dan mematikan, di tengah-tengah masyarakat yang terkena kelumpuhan berpikir, ruhani yang kosong, 'athifah (empati+simpati+emosi) yang dingin, kemauan yang lemah, tekad yang lentur, semangat yang rapuh, badan yang loyo, kehidupan yang labil, akhlaq yang rusak, cenderung enak-enakan, tunduk kepada kekuatan dan keterputus-asaan untuk melakukan perbaikan". (hal: 4 mudzakkirat da'wah wad-da'iyah).

2. Hasan Al Banna adalah figur seorang da'i yang memiliki banyak keistimewaan. "… siapa saja yang mengenal hal ini dari dekat, bukan dari kitab, dan hidup nempel dengannya, maka dia akan mengetahui kelebihan figur yang muncul ke alam nyata ini, dan mengejutkan Mesir, lalu dunia Arab, lalu dunia Islam seluruhnya dengan da'wahnya, tarbiyahnya, jihadnya, kekuatannya yang tiada duanya, yang mana Allah swt telah menghimpunkan dalam kekuatan ini berbagai bakat, dan potensi yang sekilas tampak kontradiksi di mata para psikolog dan ahli etika, dan juga di mata para sejarawan dan kritikus, yaitu:

a.Akal yang besar nan cemerlang.
b.Pemahaman yang bersinar dan luas.
c.'Athifah yang kuat nan menggelora.
d.Hati yang membawa berkah nan melimpah.
e.Ruhani yang segar nan bersinar.
f.Lisan yang fasih dan membawa kesan mendalam.
g.Zuhud dan qana'ah dalam kehidupan pribadi.
h.Penuh semangat dan bercita-cita jauh ke depan (visioner), yang tidak kenal lesu dalam rangka mempublikasikan da'wah dan prinsip.
i.Jiwa yang cinta maju dan ambisius dalam kebaikan.
j.Himmah (semangat) yang tinggi dan meletup-letup.
k.Pandangan yang tajam dan jauh.
l.Tidak mengenal tawar menawar dan ghirah terhadap da'wah dan
m.Tawadhu' dalam hal-hal yang khusus dengan dirinya". (lihat hal: 7 dari mudzakkirat da'wah wad-da'iyah).

3. Hasan Al Banna adalah seorang figur da'i yang –sesuai dengan istilah dia sendiri- 'asyat bihi wa 'asya biha (da'wah itu hidup karena dia dan dia tidak bisa hidup tanpa da'wah). "kejeniusan sang da'i ini tampak jelas dalam dua hal yang sangat khas, yang tidak banyak dimiliki oleh para da'i, murabbi, pemimpin dan reformer yang lain kecuali sangat langka, yaitu:

a.Kecintaannya kepada da'wah, qana'ah (kepuasan)-nya, mati-matiannya dan habis-habisannya untuk da'wah dengan segala bakat, potensi dan tulisan-tulisan yang dimilikinya, inilah syarat asasi dan karakter utama para da'i dan pemimpin yang melalui tangannya Allah swt mengalirkan banyak kebaikan.

b.Pengaruhnya yang mendalam dalam jiwa para sahabatnya dan murid-muridnya serta keberhasilannya yang sangat memukau dalam tarbiyah dan memproduk, dia benar-benar adalah seorang pembangun generasi, murabbi rakyat dan pemilik madrasah ilmiyah fikriyah khuluqiyyah. Hal ini telah mempengaruhi kecenderungan semua orang yang kontak dengannya, baik dari kalangan pelajar atau aktifis, dalam cita rasa mereka, metodologi berfikir mereka, gaya penjelasan mereka, bahasa mereka dan pidato-pidato mereka. Pengaruh ini masih tetap ada meskipun berbagai peristiwa dan tahun telah berlalu, dan terus menerus menjadi lambang dan ciri yang bisa dijadikan sebagai alat pengenal mereka, di manapun dan kapanpun mereka berada". (hal: 7-8 mudzakkirat da'wah wad-da'iyah).

4.Hasan Al Banna adalah seorang figur da'i yang mempunyai sumber-sumber kekuatan dan kebesaran diri yang sangat unik. "dalam bukunya ini (memoar) seorang pembaca akan menemukan sumber-sumber kekuatan dan keagungan dirinya serta sebab-sebab keberhasilan dan daya tariknya, yaitu:

a.Salamatul fitrah (fitrah yang selamat).
b.Shafa-un-nafs (jiwa yang bening).
c.Isyraqur-ruh (ruhani yang bersinar).
d.Al ghiratu 'alad-diin (ghhirah terhadap agama).
e.At-taharruq lil Islam (terasa terbakar dirinya demi membela Islam).
f.At-tawajju' min istisyra-il fasad (merasa sakit melihat merajalelanya kerusakan).
g.Al ittishal al watsiq billah (menjalin hubungan yang kuat dengan Allah swt).
h.Al hirshu 'alal ibadah wa shahnu baththariyatul qalbi bidz-dzikri wad-du'a-i wal istighfari wal khulwati bil as-har (semangat beribadah dan mengeces baterei hatinya dengan dzikir, berdo'a, beristighfar dan menyendiri untuk beribadah di sepertiga malam terkahir).
i.Al ittishal al mubasyir bisy-sya'b wa 'ammatin-naas fi wamadhi'i ijtima'ihim wamarakizi syughlihim wa hiwayatihim (kontak langsung dengan masyarakat dan umumnya manusia di tempat berkumpul mereka, pusat-pusat kesibukan mereka dan tempat-tempat kesenangan mereka).
j.At-tadarruj wa muro'atul hikmah fid-da'wah wat-tarbiyyah (bertahap dan memperhatikan hikmah dalam da'wah dan tarbiyah).
k.An-nasyath ad-da'im wal 'amal ad-da-ib (aktifitas yang kontinyu dan kerja yang terus menerus)". (hal: 8 – 9).

Marilah kita tempa diri kita dengan terus mendekatkan diri kita kepada Allah, dengan banyak belajar dan berlatih, agar sedikit banyak kita bisa memiliki sifat-sifat ini, amiiien.

Pesankan Saya Tempat di Neraka

Pesankan Saya Tempat di Neraka

Isian ini ada pada kategori Dakwah
Musim panas merupakan ujian yang cukup berat. Terutama bagi Muslimah, untuk tetap mempertahankan pakaian kesopanannnya. Gerah dan panas tak lantas menjadikannya menggadaikan etika. Berbeda dengan musim dingin, dengan menutup telinga dan leher kehangatan badan bisa terjaga. Jilbab memang memiliki multifungsi.

Dalam sebuah perjalanan yang cukup panjang, dari Kairo ke Alexandria; di sebuah mikrobus, ada seorang perempuan muda berpakaian kurang layak untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat, karena menantang kesopanan. Ia duduk diujung kursi dekat pintu keluar. Tentu saja dengan cara pakaian seperti itu mengundang ‘perhatian’ kalau bisa dibahasakan sebagai keprihatinan sosial.

Seorang bapak setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya mengingatkan bahwa pakaian yang dikenakannya bisa mengakibatkan sesuatu yang tak baik bagi dirinya sendiri. Disamping itu, pakaian tersebut juga melanggar aturan agama dan norma kesopanan. Orang tua itu bicara agak hati-hati, pelan-pelan, sebagaimana seorang bapak terhadap anaknya.

Apa respon perempuan muda tersebut? Rupanya dia tersinggung, lalu ia ekspresikan kemarahannya karena merasa hak privasinya terusik. Hak berpakaian menurutnya adalah hak prerogatif seseorang!

“Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolong pesankan saya, tempat di neraka Tuhan Anda!”

Sebuah respon yang sangat frontal. Orang tua berjanggut itu hanya beristighfar. Ia terus menggumamkan kalimat-kalimat Allah. Penumpang lain yang mendengar kemarahan si wanita ikut kaget, lalu terdiam.

Detik-detik berikutnya, suasana begitu senyap. Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap dalam mimpi, tak terkecuali perempuan muda itu.

Lalu sampailah perjalanan di penghujung tujuan, di terminal terakhir mikrobus Alexandria. Kini semua penumpang bersiap-siap untuk turun, tapi mereka terhalangi oleh perempuan muda tersebut yang masih terlihat tidur, karena posisi tidurnya berada dekat pintu keluar.

“Bangunkan saja!” kata seorang penumpang.
“Iya, bangunkan saja!” teriak yang lainnya.

Gadis itu tetap bungkam, tiada bergeming.

Salah seorang mencoba penumpang lain yang tadi duduk di dekatnya mendekati si wanita, dan menggerak-gerakkan tubuh si gadis agar posisinya berpindah. Namun, astaghfirullah! Apakah yang terjadi? Perempuan muda tersebut benar-benar tidak bangun lagi. Ia menemui ajalnya dalam keadaan memesan neraka!
Kontan seisi mikrobus berucap istighfar, kalimat tauhid serta menggumamkan kalimat Allah sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk di sampingnya. Ada pula yang histeris meneriakkan Allahu Akbar dengan linangan air mata.

Sebuah akhir yang menakutkan. Mati dalam keadaan menantang Tuhan.
Seandainya tiap orang mengetahui akhir hidupnya….
Seandainya tiap orang menyadari hidupnya bisa berakhir setiap saat…
Seandainya tiap orang takut bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan yang buruk…
Seandainya tiap orang tahu bagaimana kemurkaan Allah…
Sungguh Allah masih menyayangi kita yang masih terus dibimbing-Nya.
Allah akan semakin mendekatkan orang-orang yang dekat dengan-NYA semakin dekat.

Dan mereka yang terlena seharusnya segera sadar…
mumpung kesempatan itu masih ada!

Apakah booking tempatnya terpenuhi di alam sana? Wallahu a’lam.

Stuktur Pengurus

Dewan Pendiri : 1. Aripin Saadi
2. Iis Ariyani

Dewan Penasehat : 1. DRs. Mohammad Soleh(lurah manggarai)
2. H. Daud Haris(Ketua Rw.04)
3. Katimah P.Bc.Hk (Dekel manggarai)
4. Abdul Adil Haris (Dekel Rw.04)
5. Sri Suprapti (Ketua Rt.001/04)

Dewan Pembina : 1. Drs. H. Shobir Purwano.MPd
2. Drs. Suparman
3. Indra Prakoso.Ak.MM
4. Rahmi Izzati.SPd
5. Nurul Hikmah

Ketua Umum : Suyatno Azmi.SKPI
Wakil Ketua Umum : Muhammad Mahdi Amin.Skom
Sekretaris : Sulaiman Hanafi.AMd
Bendahara : Iis Ariyani.AMd

1. Ketua Bidang Sosial : Eko Apriyanto.SPd
Anggota : - Sulis Supriyanto
- Sriyanti

2. Ketua Bidang Pendidikan : Muhammad Toyib.SPd
Anggota : - Samiyono
- Mutmainah

3. Ketua Bidang Ekonomi : Mukhlis Al Ghifari
Anggota - Fadli Anggi
- Juwariyah
- Murjito
- Achmad Hidayat

KEGIATAN-KEGIATAN

KEGIATAN SOSIAL :

- Beasiswa Anak Yatim dan Dhuafa
- Pengobatan Gratis
- Pembagian Sembako Gratis
- Penyaluran Hewan Qurban dan Aqiqah
- Pembagian Zakat
- Penyuluhan Kesehatan dan Ibu Sadar Gizi
- Pos Pelayannan Ummat

KEGIATAN PENDIDIKAN :

- Taman Pendidikan Al-Qur’an
- Majelis Ta’lim Kaum Ibu
- Majelis Ta’lim Pemuda dan Pemudi
- Pembinaan Anak Yatim dan Dhuafa
- Pembinaan Anak Putus Sekolah
- Peringatan Hari Besar Islam : Maulid Nabi Besar
Muhammad saw, Tahun BAru Islam 1 Muharram,
Tarhib Ramadhan, Pembagian Zakat dan Hari
Raya Idul Fitri (Qurban).

KEGIATAN EKONOMI :

- Koperasi Syariah

VISI DAN MISI

Visi
Sebagai Lembaga Sosial-Pendidikan Yang Mengedepankan Kepedulian Dalam Bingkai Kesejahteraan Manusia.

Misi
1. Memberikan kontribusi positif dalam memberikan bantuan sosial, khususnya kepada
masyarakat tidak mampu dan yang tertimpa musibah.
2. Secara aktif melakukan komunikasi, silaturahim, kerjasama dan perbaikan bersama lembaga
lainnya demi terwujudnya ukhuwah islamiyah dan sikap tolong-menolong sesama manusia.
3. Membangun kesadaran dan pemahaman yang utuh kepada para dermawan, betapa
pentingnya membantu sesama manusia dalam cita-cita membangun masyarakat madani.

FILOSOFI TERBENTUKNYA YAYASAN AZZAHRA

Tampak sekumpulan anak-anak bermain bebas tanpa mengindahkan waktu, situasi, dan
etika sebagai anak. Bapak-bapak mereka sibuk mencari nafkahsejak pagi hingga menjelang
petang, sementara sang ibu membiarkan anak- anaknya bermain, seakan-akan menyerah
dengan tingkah pongah kelakuan anaknya.

Pendidikan agama dan kegiatan sekolah adalah suatu yang diabaikan. Anak-anak itu,
sebagian besar tidak menuntaskan pendidikan formalnya di sekolah. Bahkan, mereka dicetak
sebagai komoditas mesin uang keluarga dengan cara mengemis, mengamen, bahkan diperintah
untuk mencari barang-barang bekas.

Kondisi inilah, yang menjadi tergugahnya pasangan suami-isteri (Ust.Suyatno dan Iis Ariyani)
membentuk pengajian anak-anak. Mereka diberi materi agama islam dan juga motivasi menjadi muslim yang cerdas serta berhasil.

Satu bulan kemudian, atas bantuan 2 orang muslimah (Pitriyah dan Andarwati) tepatnya pada 15 September 2002 dibentuklah Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Azzahra. Selama 4 tahun pelajaran, TPA telah membimbing lebih dari 200 santri. Setelah itu pada 17 September 2006 dideklarasikan lembaga baru bernama Perguruan Majelis Al-Qur’an (PMA) Azzahra – Jakarta.

Lembaga ini memperluas sepak terjangnya, diadakanlah majelis ta’lim kaum ibu dan juga untuk para pemuda-pemudi, pembinaan anak yatim dan anak putus sekolah. Bahkan, kegiatan sosial juga diadakan, diantaranya : pengobatan gratis, pembagian sembako, penyaluran hewan qurban/aqiqah, pembagian zakat, beasiswa anak yatim dan dhuafa, membuka posko bantuan musibah, rumah sehat dan ibu sadar gizi, serta koperasi syariah.

Dengan prestasi yang ada, pada tahun 2009 ini dijadikan momentum untuk meresmikan lembaga menjadi : YAYASAN AZZAHRA RUMAH SENYUM DHUAFA disingkat YARSED. Mudah-mudahan lembaga ini dapat bermanfaat untuk agama Islam, masyarakat dan bangsa Indonesia.